By : Sadam Al-Ghifari
JAKARTA- Setiap manusia tidak lepas dari kesalahan berujung dosa. Baik dosa besar atau pun kecil. Setiap orang beriman tentu saja berharap dan ingin agar setiap dosa-dosa yang diperbuat dapat diampuni Allah SWT. Lalu, bagaimana kah cara bertobat yang dapat diterima Allah SWT?
KH Nurul Irfan, anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa umat Islam diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan taubat sebagaimana perintah Allah dalam Surah An-Nur ayat 31, yang berbunyi :
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
’’Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung,’’ QS. An-Nur:31
KH Nurul Irfan mengatakan taubat merupakan bentuk penyesalan dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali atas segala perbuatan buruk yang selama dilarang oleh Allah SWT. Proses taubat pun harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh.
Perintah taubat juga disampaikan Allah di dalam ayat lainnya, dimana setiap manusia diperintahkan agar menjalankan taubatan nasuha.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
‘’Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari Ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman Bersama denganya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambal mereka berkata, ‘Ya Tuhan Kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu’,’’ QS : At-Tahrim : 8
Imam Nawawi, kata Kiai Nurul, mengatakan ada tiga syarat seseorang melakukan taubatan nasuha. Pertama, menyatakan tidak mau lagi untuk melakukan kemaksiatan yang telah rutin dilakukan. Kedua, harus berjanji untuk tidak mengulang yang sering dilakukanya. Ketiga, mencabut diri atau berhenti total terhadap apa yang sering dilakukannya.
Kiai Nurul Irfan menuturkan, Taubatan Nasuha ini dianggap sebagai taubat yang ideal ketimbang taubat terus ‘’kumat’’. Artinya, jangan sampai sudah melakukan taubat tetapi malah melakukanya kesalahan lagi.
Bahkan, salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah orang-orang melakukan kebencian dan kemaksiatan langsung ingat Allah dan memohon ampunan atas dosa yang mereka kerjakan. Serta memang tidak ada dzat yang dapat mengampuni selain Allah SWT.
Semoga, Allah memberikan kita kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri sebelum akhir hayat.