JAKARTA, MUI.OR.ID—Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Sekjen MUI) Buya Amirsyah Tambunan bertemu dengan Rektor Akademi Islam Internasional Uzbekistan Dr Muzaffar Kamilov dan Mufti.
Pertemuan ini merupakan rangkaian kunjungan delegasi MUI ke Uzbekistan. Dalam pertemuan ini, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan mengajak untuk memperkuat kerja sama dalam hal pendidikan.
“Pada dasarnya kesepahaman untuk meningkatkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena itu ulama Indonesia dan Uzbekistan perlu bersinergi,” kata Sekjen MUI dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (29/9/2023).
Ulama Indonesia dan Uzbekistan diharapkan dapat bekerja sama untuk melakukan akselerasi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dua negara.
Buya Amirsyah mengungkapkan, salah satu ulama yang memiliki kontribusi besar dalam hal keilmuan ini di antaranya Imam Bukhari dan Muhammad bin Musa al-Khwarizmi yang lahir pada 780 di Uzbekistan.
Kedua ulama itu merupakan seorang ahli matematika dan astronomi dan dianggap sebagai penemu algoritma yang dikenal sebagai algoritma Al-Khawarizmi.
Dalam pertemuan ini juga hadir Duta Besar RI untuk Uzbekistan Prof Sunaryo Kartadinata. Sunaryo menyampaikan, kehadiran delegasi dari MUI ini membawa arti penting untuk memajukan misi kedua negara baik dalam ekonomi, politik maupun sosial dan budaya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI), Dr Andi Hadiyanto menyampaikan, delegasi MUI ini terdiri dari pimpinan, pengurus HLNKI, pengurus Ormas, dan akademi Muslim yang berjumlah 52 orang.
“Akademi ini diresmikan Presiden Uzbekistan pada 1999, terdiri dari program S1-S3 di bidang kajian Islam, ekonomi dan pariwisata, serta kesusastraan Asia Timur,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima MUIDigital.
Andi menuturkan, di samping ketiga fakultas tersebut, juga ada colage-colage tentang peradaban Islam, sejarah Islam, bahasa dan sastra Arab, perbandingan agama dan lain-lain.
Akedemi Islam Internasional Uzbekistan yang dikunjungi oleh MUI ini miliki 2500 mahasiswa sarjana, 250 mahasiswa magister, dan 100 mahasiswa doktor, serta 40 di antaranya berasal dari luar negeri.
“Kampus ini merupakan salah satu dari tiga universitas Islam di Uzbekistan, selain 10 madrasah keagamaan. Akademi ini menduduki peringkat ke-4 Universitas Uzbekistan di bidang humaniora,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Andi mengungkapkan bahwa Pimpinan MUI yang di antaranya dari Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim dan Ketua Komisi HLNKI MUI Bunyan Saptomo melakukan pertemuan khusus dengan Rektor dan jajaran pimpinan akademi.
Dalam pertemuan itu, ujarnya, dijajaki kemungkinan kerja sama yang bisa dilakukan oleh kedua belah pihak. “Adapun grup delegasi lainnya dipimpin Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis melakukan dengan dialog dengan civitas akademika akademi Islam Internasional Uzbekistan,” ungkapnya.
Dalam dialog itu, kata Andi, kiai Cholil menyampaikan tentang perkembangan Islam di Indonesia serta peran dan kontribusi MUI dalam mencegah radikalisme dan memperkuat nilai-nilai moderasi. (Sadam, ed: Nashih)