Oleh: Muhammad Hendra, reporter TV MUI dari Makkah Arab Saudi
MAKKAH – Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) adalah mitra pemerintah dalam pembimbingan dan pendampingan jamaah, utamanya dalam manasik. Sebagai pihak yang bersinggungan langsung dengan jamaah, KBIHU diminta ikut mengedukasi jamaah agar tidak memaksakan diri dalam beribadah.
“KBIHU sangat dekat dengan jamaah. Di tengah cuaca di Makkah yang demikian panas, serta jamaah lansia yang juga banyak, kami ajak KBIHU untuk mengedukasi jamaahnya agar tidak memaksakan diri dalam beribadah,” kata Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah Zulkarnain Nasution saat ditemui di kantor Daker Makkah, Rabu (7/6/2023).
Menurutnya, Kementerian Agama yang tahun ini mengusung tagline ‘Haji Ramah Lansia’ maka KBIHU juga harus memiliki komitmen dalam menyukseskan penyelenggaraan haji yang ramah lansia. Dukungan itu setidaknya bisa dilakukan dalam aspek layanan dan manasik.
Dalam aspek layanan, kata Zulkarnain, KBIHU dapat mendorong jamaah binaannya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jemaah lansia. “Jamaah lansia yang membutuhkan bantuan, hendaknya diberikan alternatif penyelesaian yang aman dan memudahkan. Pelaksanaan ibadah umrah jamaah dengan kursi roda dan memiliki keterbatasan gerak, idealnya dapat diselesaikan pada level regu atau rombongan oleh keluarga terdekatnya. Jamaah yang sehat dimungkinkan dapat bergantian mendorong jamaah yang sakit. Jika ini tidak bisa, diberikan alternatif menggunakan jasa kursi roda yang ada di Masjidil Haram atau menggunakan skuter,” jelas Zulkarnain.
Dalam aspek manasik, KBIHU dapat mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri. KBIHU juga dapat memberikan alternatif kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji. Kementerian Agama tahun ini telah menerbitkan Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Lansia. Buku ini bisa menjadi panduan bagi jamaah haji lansia agar dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan syariah, sekaligus dapat menempuh solusi hukum yang memberikan kemudahan dan keringanan. Dengan begitu, ibadah hajinya dapat terlaksana dengan baik, tidak membawa madharat apalagi membahayakan jiwa.
“Layanan KBIHU harus dapat memperkuat ekosistem layanan dan bimbingan yang dilaksanakan di kloter. Jangan sampai KBIHU membuat program-program yang justru berisiko bagi kesehatan jamaah, khususnya lansia, seperti umrah sunnah berulang kali, dengan tanpa memperhatikan kondisi fisik jamaah,” tegas Zulkarnain.
Zulkarnain berharap, KBIHU dapat bersinergi dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kloter dalam mendampingi jamaah. Sinergi KBIHU dan PPIH Kloter diharapkan dapat memaksimalkan layanan kepada jamaah haji. Dengan demikian, jamaah haji, khususnya jamaah risiko tinggi, lansia, perempuan dan termasuk juga penyandang disabilitas, dapat melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan sesuai ketentuan tanpa mengurangi rasa kenyamanan dan keselamatan.
“Kita harap semua jamaah dapat melaksanakan ibadah haji dan meraih haji yang mabrur. Aamiin,” tandasnya. (Fakh)