JAKARTA – Takwa merupakan pokok ajaran Islam yang sekaligus menjadi tolok ukur kemuliaan manusia di hadapan Allah Ta’ala. Lalu bagaimanakah amalan menuju ketakwaan tersebut?
Alquran mengabadikan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah mereka yang paling bertakwa. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya surat Al Hujurat ayat 13:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahateliti.”
Dalam kamus al-Munjid fî al-Lughah wa al-A’lam karya Luis Ma’luf, kata takwa bermakna takut kepada Allah SWT dan melakukan ketaatan kepada-Nya.
Sedangkan dalam istilah Bahasa Indonesia takwa berarti terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat menjalankan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Allah Ta’ala mengabarkan dalam Alquran terkait langkah-langkah menuju takwa. Dalam kesempatan ini setidaknya dirangkum empat langkah menuju takwa yang diabadikan Alquran.
Pertama, menjadi orang yang beriman. Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 177:
۞ لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَاللَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰببِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕككَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, menepati janji apabila berjanji, sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Kedua, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Firman Allah SWT dalam surat Thaha ayat 132:
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.”
Ketiga, menjalankan ibadah puasa. Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Keempat, mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Maidah ayat 88:
وَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اَنْتُمْ بِهٖ ممُؤْمِنُوْنَ
“Makanlah apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu sebagai rezeki yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu beriman.”
Itulah empat langkah menuju ketakwaan dalam Alquran. akan tetapi keempatnya tidak menjadi batas untuk melaksanakan kebajikan lain untuk meraih derajat takwa di sisi-Nya.
Masih banyak lagi amalan yang Allah SWT kabarkan dalam Alquran terkait kiat meraih ketakwaan, di antaranya yaitu tabah dan sabar dalam penderitaan, menjauhi riba, bertawakal kepada Allah SWT, mengajak orang lain menuju kebaikan, serta melarang perbuatan mungkan dan berlaku adil. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia, ed: Nashih)