Ramadhan, Membelenggu Hawa Nafsu
Dr. Efa Rodiah Nur, MH
Dekan Fakultas Syari’ah UIN Raden Intan Lampung
Ketua Forhati Lampung
Marhaban ya ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Bulan ramadhan adalah bulan kedamaian, dimana setiap hati merasakan kenyamanan dan ketentraman, setiap pikiran merasakan kejernihan seakan darah mengalir dengan derasnya tanpa beban.
Ketika ramadhan tiba, setiap kita merasakan getaran dan kebahagiaan yang tiada tara, yang pertama karena kita masih diberikan kesehatan, hingga kita masih berjumpa dengan bulan yang mulia dan penuh keberkahan, syukur pada Allah yang tiada tara dan terhingga. Selanjutnya kita bahagia karena pada bukan yang mulia ini, segala amal perbuatan senantiasa dilipat gandakan oleh Allah, sehingga kita dapat berlomba-lomba dalam beribadah, baik puasanya, tadarrus Al-Quran, sahat tarawih, dan beberapa sunnah lainnya, hingga kita membayar zakat.
Sungguh, bulan ramadhan adalah bulan terbelenggunya hawa nafsu kita, sehingga hati kita terpacu untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Nafsu yang selama ini sulit rasanya untuk dikendalikan, namun pada bulan yang mulia ini, kita benar-benar mampu menahan segala keinginan dan kemaksiatan yang acap terlupakan. benar, jika dikatakan bahwa jihad yang paling besar setelah perang Uhud adalah melawan hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda, “Asyadul jihad, jihadul hawa” Jihad yang paling besar adalah melawan hawa nafsu.
Sungguh kemuliaan bagi kita dengan datangnya bulan ramadhan, “Apabila bulan ramadhan tiba, pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaithan dibelenggu” (HR. Bukhari Muslim).
Maksud dari hadis tersebut bahwa pintu-pintu surga dibuka, sehingga amalan ibadah di bukan ramadhan dilipat gandakan, sehingga Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa beribadah sebanyak-banyaknya. Sedangkan pintu neraka ditutup agar hamba-Nya senantiasa menjauhkan diri dari segala kemaksiatan, sedangkan syaiton terbelenggu adalah pada bulan Ramadhan ini, hawa nafsu kita terbelenggu, disebabkan karena keinginan besar kita untuk beribadah dan mengabdikan diri kepada Allah serta menahan dari lapar dan dahaga serta sesuatu yang akan menjerumuskan kita dari kemaksiatan dan keburukan, semoga dengan ramadhan yang mulia ini, kita senantiasa dimuliakan oleh Allah, dengan tercapainya ketaqwaan disisi-Nya. Amin.