MUI Sumut – Duka mendalam menyelimuti ummat di Sumatera Utara ketika mendapat kabar kepulangan Prof. Abdullah Syah MA yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumatera Utara, Sabtu (11/11).
Belum lama ini memang Prof. Abdullah sempat menjalani perawatan di rumah sakit Colombia Medan. Setelah beberapa hari dirawat, Prof. Abdullah menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu pukul 23.00 WIB.
Dalamnya duka ini pun turut dirasakan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, saat menghampiri rumah duka. Dengan raut wajah pilu, Gubernur Edy memberikan penghormatan terakhirnya.
“Kalau saya meninggal besok, gampang mencari penggantinya. Tapi, beliau ini ulama, susah untuk mencari yang seperti beliau,” ucap Gubernur Edy.
Semasa hidup Edy, ia mengaku bahwa sosok Prof. Abdullah yang tidak alpa memberikannya nasihat. “Beliau ini selalu memberikan nasehat kepada saya, sangat sering. Begitu kehilangannya saya,” ucap Gubernur Edy yang saat ini juga menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumut.
Diakhir, Gubernur Edy pun tidak sanggup menutupi kesedihannya. “Selamat jalan guru ku, selamat jalan ulama ku, selamat jalan uwak ku,” ucap Gubernur Edy seraya meneteskan air mata.
Prof. Abdullah memang begitu memiliki peran besar bagi warga di Sumatera Utara. Tercatat selama 15 tahun lamanya beliau mengemban amanah sebagai ketua MUI Sumatera Utara.
Kontribusinya untuk umat pun bukan hanya melalui lembaga MUI saja, melainkan ia juga pernah menjabat sebagai anggota MPR RI (anggota badan pekerja).
Selain Gubsu Edy, Ketua Umum MUI Sumatera, Ayahanda Dr. H. Maratua Simanjuntak menyampaikan bahwa Prof. Abdullah juga memiliki peran penting dalam hidupnya.
“Beliau ini merupakan guru saya, salah satu orang yang mendorong saya untuk menjadi sarjana yang bukan asal sarjana. Banyak sekali beliau mendidik saya,” ucap Ayahanda Maratua.
Ayahanda Maratua juga memberikan pengakuannya bahwa semasa hidup Prof. Abdullah Syah banyak dihabiskan untuk kepentingan agama.
“Beliau mengabdi di majelis ulama, yang mana apabila kita mengabdi di majelis, merupakan ibadah kata Allah melalui rasulnya. Tentu beliau banyak menghabiskan waktunya untuk ibadah,” ucapnya.
Kepergian Prof. Abdullah ini pun menjadi satu pelajaran besar bagi Ayahanda Maratua. “Sekarang saya menjadi pengganti beliau sebagai Ketua Umum MUI, tidak mudah untuk bisa menjalankan amanah sebagaimana beliau saat menjadi ketua umum,“ ungkapnya.
Prof. Abdullah Syah dimakamkan di tanah kelahirannya di Desa Pematang Serai, Tanjung Pura tepatnya di pemakaman keluarga Tengku Desa Pematang Serai, Tanjung Pura.
Lahir pada 14 Juni 1939, Prof. Abdullah Syah tutup usia di usianya yang memasuki 82 tahun.